Spesialnya, tamu – kakak kelas saya ini, membawa sebuah pertanyaan. Pertanyaan itu adalah:
Pilih Resign atau Dipecat?
Comfort vs Adveture (IG post by @hartantoID) |
Sebelumnya bisa baca juga : 5 Tips Resign Untuk Dicermati
Beliau adalah seorang country manager sebuah perusahaan investasi asing. Yang baru melebarkan sayap di negara kita. Sehingga banyak hal saya belajar darinya. Salah satunya ya terkait pertanyaan itu tadi: pilih Resign atau Dipecat?
Hubungan Kerja adalah Hubungan Professional
Kami do-ers, bukan owners. Jadi, awareness kami tentu seharusnya berbeda terkait hubungan kerja.
Hak dan Kewajiban Professional
Idealnya, kedua hal tersebut diatas berlaku seimbang. Antara kompensasi yang diberikan dengan performa yang diberikan. Pekerja tersejahterakan. Pemberi kerja bahagia.
Hak dan Kewajiban dalam Partnership
Proklamasi Kerjasa (IG post by : @hartantoID) |
Sebagai pandangan lain dalam partnership, bisa juga dibaca: 3 Tips Investasi a la Raden Kopi
Seperti hubungan antara pekerja dan pemberi kerja, partnership juga mengalami dinamika. Yang bahkan lebih berwarna. Hal ini diperkuat lagi dengan kondisi bahwa di awal kerjasama, kedua pihak akan berdiri setara. Sehingga tawar-menawar terkait hak dan kewajiban dalam partnership agreement ini menjadi sangat cair.
Selayaknya dalam hubungan pekerja-pemberi kerja, hubungan antar partner bisnis juga seharusnya berada dalam ekuilibrium. Jika tidak, tentu dinamika hubungan itu akan menemukan kembali keseimbangannya. Entah dengan memperbaharui proporsi, atau yang paling buruk adalah putusnya hubungan kerjasama antara kedua pihak.
Menjadi professional dalam hal partnership adalah sesederhana menjadi proporsional sesuai dengan kapasitas diri. Karena dalam partnership, sinergi sangatlah harus diutamakan. Dan setiap pihak harus senantiasa berpandangan positif demi keberlangsungan usaha bersama.
Bagaimana dengan Hidup Kita?
Kalau kita harus menimbang antara hak dan kewajiban dalam hidup, tentu akan senantiasa tidak berimbang. Sudah menjadi watak dasar sepertinya, untuk setiap manusia mendahulukan untuk memperoleh hak dibandingkan memenuhi kewajiban.
Bahkan, tidak akan pernah memadai jika kita menghitung nikmat yang telah diberikan oleh Sang Pemberi Hidup dibandingkan dengan apa yang sudah kita lakukan untuk memenuhi perintah-NYA. Jika kita menggunakan batang-batang pohon sebagai pena dan air laut sebagai tinta untuk menuliskannya. Pun tidak akan tercukupi tulisan kita atas nikmat-nikmat dari-NYA.
Sebab kalau kita resign, di kolong langit sebelah mana akan kita hidup? Sedangkan DIA adalah pemilik sekujur alam semesta.
Pun, tidak mungkin kita dipecat. Karena DIA adalah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Rahman dan Rahiim, itu fitur utama-NYA.