Mesin Uang?
“Tenang, nanti kita punya mesin uang”.
Itulah kalimat pembuka dari sang Ibu saat Mas Doni, tamu bicaRABUsiness saya kali ini mengawali kisah masa kecilnya tentang wirausaha. Dan, rupanya yang dimaksud oleh ibunya sebagai mesin uang adalah sebuah kulkas.
Dari situ Mas Doni diajari oleh Ibunda untuk produksi dan jual sendiri berbagai macam es. Dia jajakan ke kantin sekolah dengan sistem konsinyasi. Joint partner dengan Ibu Kantin. Inilah pelajaran pertama tentang bisnis yang diterima dari seorang Ibunda yang kesehariannya memang sebagai pedagang meskipun bersuamikan seorang tentara.
Mas Doni kecil kemudian tumbuh dengan mindset wirausaha yang terasah. Hingga saat Sang Bunda memberikan kesempatan pada anak-anaknya memilih mainan untuk dibelikan di pasar, dia memilih membeli balon tiup untuk dijajakan kembali kepada teman-teman sepermainannya.
Hingga saat remaja, saat dunia otomotif mulai menjadi kesehariannya, mindset wirausaha masih melekat. Sehingga hobi teman-temannya para pemilik mobil pun menjadi peluang bisnis modifikasi dengan bengkel dekat rumah sebagai rekanan.
Desain, Sales, dan Bisnis
Menginjak masa kuliah, justru aktivitas berdagang dan/atau usaha ditinggalkan sementara. Fokus belajar Manajemen Informatika dan kemudian mengantarkan Mas Doni menjadi desainer di sebuah perusahaan rotan.
Di fase ini beliau banyak belajar tentang entitas usaha secara keseluruhan. Tentang eksport, desain, dan industri secara umum.
Beranjak ke fase berikutnya, Mas Doni menjalani profesi sales di dunia otomotif. Kali ini banyak pelajaran tentang perencanaan usaha, khususnya penjualan dengan penuh strategi.
Makaya, Sebuah Mantra
Sejarahnya, Mas Doni dan kakak serta adik juga sepupunya dikumpulkan oleh Sang Kakek. Semua ditawari untuk menyampaikan permintaan; pengen belajar ajian apa?
Sebagaimana remaja pada masa itu, rata-rata menjawab; pengen bisa beladiri, kebal, dan lain sebagainya. Tapi tidak untuk Mas Doni kecil. Setengah berbisik dia minta ke kakeknya; pengen kaya raya.
Sang kakek pun menjawab setengah membelalak; Makaya (baca; kerja). Dari situlah nama Makaya menjadi sebuah nama yang dipilih untuk usahanya.
Es Krim, Affogato, dan de Javu Mesin Uang
Fase terakhir dari bekerja dengan orang adalah di bidang es krim. Dan, tanpa disadari Mas Doni mengulang perjalanan masa kecil dengan mesin uangnya. Menjajakan es krim dari kantin sekolah yang satu ke kantin sekolah lainnya.
Hanya saja, dengan berbagai pelajaran sebelumnya. Aktivitas es krim ini membawa kecintaannya pada bisnis kopi. Loh? Koq bisa? Iya, affogato lah pintu masuknya. Sebuah menu kopi yang dipadukan dengan es krim.
Dari situ kemudian Mas Doni menjadi BigDon dengan brand Makaya : coffee, snack, ice cream. Berawal dari tiga orang di April 2019 dan sekarang sudah menjadi trmpat nongkrong terkemuka dengan punggawa tidak kurang dari 8 orang. Makaya akan terus berkembang membuka peluang di berbagai kota lainnya.
Sukses untuk Makaya. Semoga berjaya dan menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Karena bermanfaat itulah sejatinya makna dari kaya raya.
O iya, kalau ingin mendengar langsung wawancara dengan Mas Doni ini, langsung ke Spotify ini ya. Jangan lupa di follow!