Reboan

4 Tips Punya Anak Sholeh Yang Bisa Kamu Lakukan, Wahai Para Orang Tua

Bismillah, ini adalah seri #SKJ (Sari Khutbah Jum’at) pertama yang akhirnya saya published. Sudah lama saya berkeinginan untuk menulis setiap materi khutbah sholat jum’at yang saya ikuti tiap minggu di beberapa masjid berbeda.
Kali ini, saya alhamdulillah bisa kembali mengikuti sholat jum’at di Masjid Abdurrohim, Panjunan – Cirebon.
1


Sekilas Tentang Masjid Abdurrohim 

Penampakan masjid ini agak diluar lazimnya untuk daerah Cirebon karena masjid ini menggunakan dua blok ruko sebagai areanya. Dengan interior yang “tidak terlalu” seperti masjid pada umumnya, anda akan terkejut dengan aktifnya kegiatan keagamaan disini. Terlebih, di saat bulan Ramadhan, setiap malam masjid ini ramai dikunjungi tidak hanya saat tarawih tapi juga banyak anak muda ber-i’tikaf.

4 Tips Punya Anak Sholeh


Materi khutbah jum’at kali ini adalah empat tips untuk menjadikan anak kita sholeh atau sholihah. Hal ini tentu penting sekali sebagai bagian tak terpisahkan dari materi parenting yang saat ini sedang marak didengungkan. Tentu saja, karena setiap manusia menyadari bahwa mereka tidak akan hidup selamanya, dan pada saatnya nanti mereka akan bergantung pada anak-anak mereka. Bahkan di salah satu ayat-Nya, Allah menyatakan bahwa di alam barzakh beberapa orang mendapatkan kedudukan dan kemuliaan hingga mereka bingung dan bertanya; “Ya Rabb, dari mana datangnya kemuliaan yang Engkau karuniakan ini?” Dan Allah pun menjawab; “itu semua karena do’a dan permohonan ampun anak-anak kalian”.
Sungguh, anak yang sholeh atau sholihah adalah aset yang sangat berharga. Lantas, bagaimana agar anak-anak kita menjadi anak yang sholeh atau sholihah?

#1. Do’a Orang Tua


Sebagus apapun upaya kita sebagai orang tua, tentu hasil akhir akan ditentukan oleh-Nya. Karena itu, ada baiknya memang tips yang satu ini diletakkan di awal. Juga, karena do’a yang dianjurkan juga biasanya adalah do’a bagi para pasangan yang belum dikaruniakan keturunan. 
Banyak contoh tuntunan do’a terkait keturunan yang baik, salah satunya yang senantiasa didengungkan oleh Nabi Ibrahim yang diabadikan oleh Allah di dalam al-Qur’an Surat As-Shaffat ayat 100 sebagai berikut:

2
“Robbi Habliy Mina As-Sholihiina”

Artinya:
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang sholeh” (Q.S.As-Shaffat : 100)

#2. Teladan Orang Tua


Mengingat bahwa anak adalah peniru yang terbaik, maka teladan orang tua menjadi sangat penting. Makin bagus amal ibadah kedua orang tua, akan mampu memberikan tidak hanya motivasi dan anjuran, akan tetapi juga teladan dan tuntunan untuk anak menjadi lebih baik. 
Dari sini maka tidaklah salah apabila dikaitkan dengan do’a diatas, dimana orang tua tidak hanya meminta untuk dikaruniakan keturunan yang sholeh, namun juga untuk mampu menjadi imam yang muttaqien. Sebagaimana termaktub dalam Q.S.Al-Furqan ayat 74:

3

Yang artinya:
“…Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Furqan 25:74)

#3. Pendidikan Terbaik

Di era informasi dewasa ini, bekal anak untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mumpuni tidak cukup hanya dengan kemampuan atau skill kerja saja. Kepribadian yang kokoh hanya akan terwujud dengan pilar-pilar akhlaq yang kuat. Di sini pendidikan agama mengambil peran vital.
Bahkan, sedari dini kita harus tanamkan pada anak-anak bahwasannya agama adalah “ageman” atau bekal hidup. Tidak hanya berisi ritual peribadatan vertikal kepada Sang Pencipta, Islam juga berisi panduan lengkap hidup mulai dari masuk WC hingga tata hidup bernegara.
Sudah terlalu banyak contoh dimana anak-anak dengan kemampuan kerja mumpuni namun tidak didasari oleh akhlaq yang memadai, mengakibatkan mereka lupa dan kehilangan jati diri. Bahkan di beberapa kasus mereka berbalik durhaka kepada orang tua, na’udzubillah.

#4. Makanan Halal dan Thoyyib


Tumbuh kembang anak membutuhkan “bahan baku” yang harus dipastikan baik. Baik dari sisi perolehannya, juga baik dalam hal kualitasnya. Dalam Islam, makanan yang dianjurkan tidak hanya makanan yang halal, tapi juga halal dan thoyyib, baik dan bergizi.
Dari makanan yang halal itulah anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang sholeh atau sholehah.
Penutup

Menyimak khutbah tadi membuat saya berpikir, di era sekarang ini, di jaman dimana halal dan haram menjadi terlalu samar, betapa tantangan mendidik anak menjadi semakin nyata. Kalau kita gagal, kita hanya akan mewariskan generasi-generasi yang lebih buruk perangainya di muka bumi ini. Na’udzhubillah.

Leave a Reply