Pasar dan Kerinduan
Ada Kaizen di Lapangan Mojo
Bahwa bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah (bulan pembelajaran) sudah sering kita dengar. Dan bahwa setelah Ramadhan adalah bulan seharusnya kita mengaplikasikan hasil pembelajaran sebelumnya, juga setiap tahun didengungkan. Tapi, kondisi bahwa setelah Ramadhan ibadah kita semakin menurun adalah juga hal yang sangat banyak kita jumpai. Lalu bagaimana caranya agar kita bisa meningkatkan taraf ibadah kita di bulan Syawal sebagaimana namanya (syawal = peningkatan)?
Maka inilah tips Kaizen (continues improvement) dalam beribadah dari sang khatib di lapangan Mojo:
Senantiasalah perbaharui niat, dan ingatlah bahwa kita bisa mati kapan saja. Inilah yang disebut manajemen kematian.
Suasana selepas sholat Ied 1438H di Lapangan Mojo |
Kupat dan Lebaran
Yang berikut ini adalah duet maut tak terpisahkan. Bagi kami, dan saya rasa juga bagi kita semua muslim di Indonesia, ketupat (orang Jawa bilang kupat) dan Iedul Fitri (lagi, orang Jawa bilang lebaran) adalah dua hal yang saling khas. Tapi apakah anda tau makna dibalik penyebutan berbeda oleh orang Jawa untuk keduanya?
Kali ini saya dapat pelajaran lagi dari penceramah di acara halal-bihalal dukuh kami. Sudah tradisi tahunan juga, bahwa setiap lebaran pemuda masjid kami menjadi panitia penyelenggaraan halal-bihalal. Sebuah ajang silatil arham antar warga dukuh dan sanak-saudara yang kemungkinan baru datang dari luar kota.
Kupat, menurut Kyai Sujadi – penceramah di acara tadi, adalah sebutan yang diberikan oleh para wali untuk makanan berbahan beras dan berbungkus daun kelapa yang masih muda (janur). Kupat bermakna “ngaku lepat” atau mengaku bersalah sebagai bentuk lanjutan dari rangkainan peribadatan selama bulan Ramadhan. Bagaimana caranya ngaku lepat? ya dengan menjalankan “laku papat” atau empat hal: Lebar – Luber – Lebur – Labur.
Kupat ; Ngaku lepat kanti laku ingkang papat. |
Lebar artinya selesai dalam bahasa Jawa. Mengandung makna bahwa kita telah selesai dari agenda pembelajaran selama Ramadhan sebagai bulan pembakar, penempa keimanan kita menuju derajat taqwa.
Luber artinya berlebih dalam bahasa Jawa. Mengandung makna bahwa sebagai bentuk syukur kita senantiasa harus berbagi atas nikmat berlebih yang telah kita peroleh selama ini. Bertautan dengan ini adalah agenda zakat fitrah yang menjadi amalan di penghujung Ramadhan.
Lebur artinya leleh dalam bahasa Jawa. Mengandung makna terleburnya segenap dosa dan kesalahan kita melalui Ramadhan yang dalam bahasa Arab juga berarti bulan pembakar.
Labur artinya mengecat dinding dengan warna putih dari kapur. Ini aktifitas yang hampir “punah” dalam menyambut Iedul Fitri di kampung-kampung belakangan ini. Mengandung makna pengaplikasian kesucian yang telah kita peroleh setelah lulus dari pembelajaran Ramadhan.
Semoga oleh-oleh dari Jogja kali ini bisa saya bagikan manfaatnya.
Salam Teleportasi Manfaat
@hartantoID