Salah satu unit usaha yang kemudian saya geluti adalah mengelola sebuah kedai kopi, atau lebih tepatnya coffee corner karena memang baru sebatas sebuah pojok kopi di sebuah resto.
Baca juga: Hubungan Harga Baju, Harga Diri dan Harga Kopi
Catatan-catatan terkait Raden Kopi ini akan saya tulis dalam beberapa sub-judul dengan judul besar Suluk Raden Kopi.
Suluk Raden Kopi #1 : Pentingnya Rencana Bisnis
Rencana bisnis adalah pernyataan formal atas tujuan berdirinya sebuah bisnis, serta alasan mengapa pendirinya yakin bahwa tujuan tersebut dapat dicapai, serta strategi atau rencana-rencana apa yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana bisnis juga dapat mengandung informasi tentang latar belakang organisasi atau tim yang bertanggung jawab memenuhi tujuan itu.
Dalam tinjauan kasus industri kafe atau tempat nongkrong, sekarang ini (setidaknya di kota saya tinggal, Cirebon) banyak bermunculan tempat nongkrong baru yang umurnya cenderung singkat. Di lokasi yang sama saja, bisa berubah menjadi 3 tempat nongkrong yang berbeda dalam waktu kurang dari 3 tahun.
Dari kacamata saya, hal penting yang menjadi penyebab silih-bergantinya tempat nongkrong sekarang ini adalah kurang kuatnya konsep yang akan diusung oleh tempat usaha itu. Apa tujuan besar dari usaha, dalam hal ini kafe, yang akan didirikan?
Dalam catatan saya, banyak dari tempat nongkrong di kota saya ini, dan mungkin juga di kota anda, hanya sekedar ikut trend. Tidak memiliki tujuan besar yang sedemikian kuatnya sehingga layak diperjuangkan dengan target yang realistis dan tidak musiman.
#2. Alasan Kuat akan Tercapainya Tujuan (WHY)
Perbedaan seorang pemimpi dengan pemimpin adalah di huruf “n”. Ada yang mengartikan faktor “n” disini adalah “nyali” untuk mewujudkan mimpi tersebut. Nyali yang hanya bisa lahir dan bertahan karena sebuah alasan yang sangat kuat untuk bisa berdarah-darah mewujudkannya.
Sebagai gambaran, kalau sebuah kafe direncanakan hanya untuk meraup rupiah melihat adanya trend (dan ini juga tidak sepenuhnya salah), maka alasan tercapainya tujuan tersebut akan sangat dangkal.
Misal; karena modalnya dari pinjaman maka WHY yang muncul adalah karena kalau tidak berhasil maka akan punya outstanding hutang yang membahayakan kondisi finansial. Sekali lagi, hal ini pun tidak sepenuhnya salah. Hanya saja, kurang kuat sebagai penopang keberlangsungan usaha.
#3. Strategi untuk Tercapainya Tujuan (HOW)
Setelah tujuan ditetapkan, motivasi didapat, tentu hal berikutnya adalah bagaimana caranya agar tujuan itu terealisasi. Melanjutkan analogi pemimpi tadi, tentu layak untuk ditentukan langkah pertama dan selanjutnya apa yang harus dilanjutkan setelah bangun tidur dan bertekad mewujudkan mimpi itu.
Banyak hal bisa dibahas dalam hal ini. Yang jelas dan pasti, dalam sebuah rencana bisnis seorang pengusaha pemula harus bisa merumuskan secara rinci strategi-strategi yang akan diterapkan dalam bisnisnya. Dalam pelaksanaannya boleh saja strategi ini bersifat dinamis, akan tetapi bukan berarti tidak merencanakan apa-apa menjadi lebih baik.
Karena rencana tanpa aksi adalah mimpi, tapi aksi tanpa rencana adalah mimpi buruk.
#4. Informasi Tim (WHO)
Meramu Rencana Bisnis Bukanlah Proses Sekali Jadi
@hartantoID