Banyak yang bertanya; bisnis apa yang cocok untuk saya yang sudah terlanjur repot di zona nyaman? Seringkali saya jawab sekenanya; “Anda yakin itu zona nyaman? Kalo iya, koq malah bikin repot?”
Sebenarnya ada jawaban pendahuluan yang harusnya selalu diingat; anda yakin kepingin bisnis? Maka tinggalkan zona nyaman. Atau kalau masih ingin tetap nyaman, coba dulu berinvestasi sebelum berbisnis. Yap, ini adalah catatan tentang bisnis vs investasi a la
Suluk Raden Kopi.
|
Business Vs Investasi – Kamu pilih yang mana? |
Apa Itu Bisnis?
Bisnis atau business dalam bahasa Inggris berarti perusahaan atau usaha. Makna yang sering dimaksudkan terkait pertanyaan di pembuka tulisan ini adalah membuka usaha mandiri. Dari sini harusnya, setidaknya menurut saya, berbisnis berarti mendirikan usaha sendiri dan/atau bermitra dengan investor atau co-founder.
Dengan batasan ini, maka akan sangat berbeda antara membuka gerai waralaba dengan membuka cafe sendiri meskipun bisa jadi uang yang dikeluarkan untuk memulainya bisa jadi sama.
Juga, ada perbedaan antara menjadi agen penjualan dengan membeli barang sendiri dan menjualnya setelah melalui proses pemberian nilai tambah kepada barang tersebut tadi.
Faktanya, terkadang orang rancu dalam menggunakan istilah ini. Lihat saja jawaban beberapa teman yang ketika bertemu saling bertegur kabar dengan ungkapan; bisnis apa sekarang?
Business is the activity of making, buying, selling or supplying things for money; commerce; trade.
Apa Itu Investasi?
Investasi adalah keterlibatan dalam sebuah bisnis atau unit usaha dalam bentuk kepemilikan saham dan/atau modal. Batasan investasi biasanya dengan nominal modal yang disetorkan tanpa ikut di dalam pengelolaan bisnis dimaksud.
Atas kepemilikan atas usaha dalam bentuk permodalan itulah kemudian sang investor mendapat pembagian hasil usaha secara berkala dalam
PROSENTASE BAGIAN yang telah disepakati di awal. Sementara
JUMLAH HASIL yang dibagi tentu berbeda tiap periodenya.
Hal ini kembali lagi merujuk kepada kondisi usaha yang berjalan. Bisa jadi bulan ini untung, bisa juga bulan depan untung lagi. Tentu, kapan-kapan juga bisa rugi.
Lalu bagaimana untuk sama-sama meyakini itu untung atau rugi? Di sinilah perlunya pencatatan dan pembukuan, bahkan jika dimungkinkan oleh
Akuntan yang dipercaya kedua pihak sebagai pihak ke-tiga.
Invest: to use money to buy e-g shares or property, develop business enterprise, etc in order to earn interest, bring profit or improve the quality of something.
Bagaimana Perbandingan Keduanya: Bisnis vs Investasi?
Lantas apa bedanya?
Jelas beda dari sisi resiko dan perolehannya. Dalam ilmu Ekonomi seringkali kita dengar norma umum; high risk high return. Resiko tinggi tentu memberi peluang untung yang tinggi juga.
Kalau sudah resiko tinggi tapi peluang untungnya kecil, itu konyol namanya. Kalau resiko rendah maunya untung besar, hati-hati anda terjerat investasi bodong, hehehe.
Seorang pebisnis menghadapi resiko lebih tinggi secara relatif jika dibandingkan dengan investor. Pebisnis harus memastikan operasional berjalan sebagaimana mestinya untuk mencapai target usaha.
Karenanya sudah selayaknya dalam sebuah kerjasama biasanya pelaksana akan memperoleh bagian lebih besar dari seorang investor murni.
Sementara investor bukannya tanpa resiko untuk menanggung rugi bilamana unit usaha tempat dia berinvestasi dirundung kerugian. Hanya saja tentu bagian ruginya tidak sebesar bagian rugi dari pebisnis pelaksana. Di sini kemudian kita bisa melihat asas keadilan.
Kesimpulan
Dengan catatan di atas semoga bisa menjadi pengingat bersama. Bahwa apapun kapasitas kita sebaiknya Kita senantiasa mampu berhitung dengan cermat.
Kalau anda ingin berbisnis, maka cermatlah mengukur resiko bisnis. Mulai dari yang bisa anda kuasai. Kemudian tekuni, pastikan anda ahli di bidang itu. Dan segeralah membesar dengan keahlian anda itu.
Jika anda adalah investor, maka berinvestasilah di unit usaha yang dapat anda percaya; pelakunya, bidang usahanya, resiko dan keuntungannya.
Dan, jika anda butuh akuntan untuk menjembatani platform investasi dan bisnis anda. Khususnya di ranah UMKM dan Startup. Barangkali kita bisa lanjutkan diskusi sebagai Rekan Tumbuh.
Business Development Specialist
@hartantoID