Reboan

Bisnis dan Momentum

Nada dering di handphone pagi itu menunjukkan ada panggilan dari nomor tak dikenal. Beruntung aktivitas memang sudah masuk jadwal kerja meskipun ngantor dari rumah. Singkat cerita, itu adalah kontak dari seseorang di kampung halaman. Menawarkan sebentuk kerjasama pengembangan usaha. Dia dapat nomor saya dari social media.
Saya sebenarnya kurang yakin. Untuk membuka usaha di kampung sendiri. Entah kenapa. Rasanya seperti kekhawatiran tercampurnya liburan dan pekerjaan. Atau hanya karena belum pernah dicoba. Terlebih lagi, bidang yang ditawarkan belum pernah masuk Curriculum Vitae (CV) saya.
Akan tetapi, pandangan lain justru datang dari partner saya. Yang sekaligus jadi mentor harian saya. Sejak 2 (dua) tahun lalu. Beliau melihat ini peluang besar. Untuk menghidupkan jaringan bisnis saya di kampung halaman sendiri, dari sebelumnya sekadar jaringan pertemanan. Terlebih tawaran yang datang tidak terlampau susah secara teknis.

Semacam membantu si penelepon tadi untuk menangkap kuota yang terlalu besar baginya sebagai putera daerah. Yang kejatuhan durian karena datang investor untuk membangun usaha di wilayahnya. Yang lebih meyakinkan lagi, mentor saya ini punya segudang pengalaman di bidang ini.

tentang bisnis dan momentum
Terkadang… kita memang harus membuka mata lebar-lebar. Ke sekeliling, termasuk ke atas. Agar bisnis dan momentum tidak hilang begitu saja dalam hidup kita. 

Okay, confirmed. Ambil. Proses awal pun berjalan. Rapat demi rapat secara marathon dilalui. Persis, seperti awal feeling awal: saya sering mudik dan beberapa kali tanpa agenda keluarga. Hingga akhirnya, setelah semua fase persiapan di atas kertas rampung. Tibalah waktu untuk mencari permodalan. It’s ngamen time. Dan di sini ujian sebenarnya.
Begini, karena memang itu bukan field base saya, maka kolam saya untuk cari investor pun tidak cocok. Itu yang salah tertanam di saya awalnya. Dan itu menentukan semuanya.

Momentum dalam Bisnis

Sebenarnya bukan hal yang baru saya dengar terkait hal ini. Bahwa sangat penting bagi pebisnis pemula seperti saya ini, untuk bisa menangkap peluang secara jeli. Maka dari itu latihan adalah jalan satu-satunya.

Konsekuensinya; kegagalan adalah keniscayaan. 

Makanya ada kredo: habiskan jatah gagalmu. Bukan berarti tidak akan ada kegagalan setelahnya. Hanya saja pebisnis jadi semakin terlatih untuk mem-bau-i sedini mungkin. Itu menurut pandangan saya.

Baca juga: Bisnis VS Investasi – Apa Bedanya?

Dalam kasus cerita saya di atas. Akhirnya saya dapat investor tapi sudah sangat terlambat. Setidaknya itu terlihat dari hitungan penawaran yang kemudian direvisi oleh penelepon tadi. Semula kamilah yang akan jadi majority. Dengan harapan bisa menjadi “penyelamat muka” bagi sang putera daerah. Tapi karena keterlambatan ini, kami harus mau menjadi sekadar minority dalam hal margin keuntungan yang dibagi.

tentang bisnis dan momentum usaha serta bagaimana memanfaatkannya
Peluang ada di hadapan artinya ada MOMENTUM. Bisnis dan momentum ini harus jeli. Terutama dalam memanfaatkan momentum dalam bisnis!

Apa Itu Momentum… Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Terkait Momentum (Peluang Usaha) ini?

Sejujurnya saya paling susah mencerna pelajaran Fisika semasa SMK dulu. Terlalu ghaib buat saya. Tapi karena kebutuhan menuliskan momentum ini jadi saya sedikit membaca kembali apa itu momentum:

n (U) 1. a force that increases the rate of development of a process
(physics) 2. the quantity of motion of moving objects, measured as its mass multiplied by its speed (OXFORD : Advanced Learner’s Dictionary)

Intinya sih, ada beberapa hal terkait momentum ini yang harus diperhatikan:

#1. Momentum Searah dengan Kecepatan

Karena momentum ini adalah besaran vektor, yaitu besaran yang dipengaruhi oleh arah. Maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah arah. Dalam tadabbur saya terkait momentum dalam bisnis, kemana arah kita menangkap peluang adalah sangat berpengaruh terhadap momentum yang dihasilkan.

Terkait cerita sebelumnya, ke mana arah saya mencari investor sangatlah berpengaruh terhadap daya tangkap saya terkait momentum. Karena kebingungan saya, maka kemudian arah saya pun memutar sehingga mengakibatkan keterlambatan. Yang mana itu sangat fatal dalam menangkap peluang bisnis. Atau setidaknya kita kehilangan kesempatan. Opportunity lost.

Baca juga: Tips Investasi ala Raden Kopi

#2. Bergerak untuk Mendapatkan Momentum

Hal kedua adalah momentum dimiliki oleh benda yang bergerak. Mudahnya, momentum adalah kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan yang konstan. Momentum tidak dimiliki oleh benda yang diam.

Adalah sangat kebangetan apabila saya bilang saya punya opportunity lost sebelum saya bergerak untuk menangkap sebuah peluang. Lost-nya dari mana wong nggak ada usaha sama sekali? Jadi intinya, tetaplah bergerak dalam upaya memperoleh momentum.

2
Ambil momentumnya, karena di era yang berubah sangat cepat ini kesalahan yang fatal adalah saat tidak melakukan apapun

Kesimpulan

Seperti yang sudah sering kita dengar. Kesuksesan hanya merupakan pertemuan antara kesempatan dan kesiapan. Latih kesiapan dengan keahlian professional yang searah dengan kesuksesan yang ingin diraih. Dan temukan kesempatan dengan tetap bergerak.

Ngomong-ngomong, kesempatan pengembangan usaha yang ada di awal cerita tadi akhirnya tidak kami ambil. Karena dengan margin yang mepet sementara operasional harus jarak jauh, maka itu berarti juga kerugian bagi kami di akhir perhitungannya.

@hartantoID

Leave a Reply