Banyak data menyebutkan bahwa hanya kurang dari sepertiga usaha rintisan yang bisa bertahan melalui tahun pertama.
Berikutnya hanya sekitar separo dari yang bertahan itu yang bisa melalui tahun kedua. Ini tentu menjadi jawaban kunci kenapa jumlah wirausahawan di negara kita tidak beranjak menyentuh 5%. Pertanyaan berikutnya adalah; kenapa?
Gagal Menjajakan Ide
Salah satu kegagalan membangun usaha: Mengubah IDE HEBAT menjadi sesuatu yang nyata! |
Sesungguhnya setiap ide tentu akan menemukan jodohnya dalam bentuk modal. Baik itu berupa investasi kepemilikan bersama, atau modal dalam bentuk pinjaman. Hanya saja akses ke arah itu terkadang yang menjadi kendala. Dalam konteks tulisan ini, sebagaimana kami sebutkan di awal, akses dimaksud adalah kemampuan pemilik ide dalam menjajakan idenya sebagai sebuah potensi usaha.
Gagal Menjual Produk
Membuat usaha itu gak mudah, termasuk menjual produk. Ini salah satu kegagalan usaha yang sering dijumpai |
Sebagaimana menjadi pemahaman bersama, bahwa kondisi pasar saat ini sangatlah berbeda dari masa sebelumnya. Konsumen yang semakin terkoneksi menjadi penyumbang utama tuntutan bergesernya pola dan cara pemasaran.
Gagal Menyusun Tim
Hal yang jadi pilar berikutnya dalam memulai usaha adalah team setup. Tidak terkecuali untuk Startup dan UMKM. Bisnis tidak akan bisa berjalan efektif dan berkembang jika mengandalkan one man show. Dalam menyusun tim inilah, para founders harus menemukan kombinasi tim yang tepat. Yang bisa saling melengkapi. Sehingga bisa bersinergi dan menjadikan langkah usaha menjadi mantap dan terarah.
Membangun tim yang bisa sinergi demi kemajuan usaha – ini salah satu kegagalan dalam usaha yang umum terjadi pada UMKM ataupun Startups |
Permasalahannya adalah, khusus untuk Startup dan UMKM adalah:
Sedikit sekali yang bisa setup team by design.
Bukan hanya karena keterbatasan resources untuk membentuk tim by design, tapi juga kurangnya kemampuan personal para pelaku untuk bisa mengenali tim nya. Misalnya, seorang founder dengan backgroung keuangan belum tentu mampu secara by design mencari tim untuk melengkapi sisi marketing, operasional, dan selanjutnya.
Kembali, masalah kemampuan komunikasi itulah yang menjadi pijakan awal dalam membentuk tim. Karena untuk ukuran Startup dan UMKM, para founder lah “tim rekrutmen” dari bisnis itu sendiri.
Mau Ikut Gagal Atau…
Kalau diperhatikan dari ketiga kegagalan di atas, ada satu benang merah: kemampuan berkomunikasi secara efektif. Itulah kenapa tidak mengherankan bahwa banyaknya kelas pelatihan komunikasi seolah berkejaran dengan kelas kewirausahaan. Tapi pertanyaannya; seberapa efektif kelas itu membantu para pelaku wirausaha pemula dalam mengembangkan bisnisnya?
Tentu harus diukur; misalnya dengan keberhasilan mereka menemukan investor setelah mengikuti kelas? Apakah setelahnya interaksi dengan pelanggan menjadi lebih menghasilkan? Apakah dengan ilmu yang diperoleh dapat secara efektif membantu mereka menyusun tim yang solid dan sinergis? Atau, bagaimana jika ada pelatihan dengan target 5 detik pertama membaca karekter lawan bicara?
Terkadang kalo saya untuk usaha hanya karna manejemen saya yg belum terbntuk dn saya sering terjadi keteledoran dengan uang
Terima kasih ka untuk infonya
Terima kasih kembali sudah berkenan mampir ke lapak saya. Senang rasanya coretan sederhana kami bisa memberi manfaat. Sekiranya membutuhkan diskusi lebih lanjut untuk bahasan bisnis, manajemen, dan konsultansi keuangan, silahkan kontak kami.