Kamisharing

Kutipan Kritikan Kepemimpinan

Satu hari memang tak pernah beranjak dari angka 24 jam (more or less), tapi makna yang dibawa selalu berbeda dari satu hari ke hari lainnya. Sebagaimana pernah saya kutip pula, hal ini memang bukti bahwa setiap hari adalah ciptaan yang berbeda dimana kita harus mampu mengambil sebanyak mungkin modal darinya (lihat entri : Waktu).

Seperti juga hari ini, selayak sengatan yang seolah “dinanti”, ada makna yang hadir di pagi ini melalui sebuah kutipan. Tak asing lagi bahwa tokoh tersebut adalah idola saya, namun yang membuat saya banyak malu adalah bahwa kutipan tersebut diteruskan oleh seorang teman yang – mohon maaf – jauh dari kriteria pemberi nasihat selama ini. Dan, “sengatan” ini semakin terasa manakala di-konteks-kan dengan kondisi sekarang, saat ini !!! Subhanallah !!!

Allah selalu punya cara unik untuk menyayangi setiap makhluk-Nya.
Adalah Khalifah Umar r.a ; “Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku”. Subhanallah, betapa indah kepemimpinan beliau.

Ada banyak “pesan pribadi” untuk saya sebenarnya, dan akan coba saya general-kan sehingga mampu memberi manfaat sebesar-besarnya untuk semua.

Pertama, bahwa kutipan tersebut membawa arti tersendiri karena penyaji-nya adalah teman yang menurut penilaian saya selama ini – sekali lagi mohon maaf – bukan tempat bagi saya minta nasihat. Hal ini sangat memukul bahwasannya kebenaran dapat datang dari manapun sekehendak-Nya. Bahwa yang menurut kita baik belum tentu demikian menurut Allah, begitu pula sebalikna. Mungkin sederhana, tapi memang kita tidak boleh sekalipun menilai buku hanya dari sampulnya. Dialah Sang Pengendali Hati, sesuka Dia dari mana akan menurunkan nasihat.

Kedua, bahwa redaksi resmi kutipan tersebut tidak lain dan tidak bukan dari tokoh pemimpin yang selama ini saya klaim saya “gandrungi”. Kembali hal ini mengoyak saya, bahwasannya terlalu jumawa untuk saya menggandrungi seorang tokoh tanpa tau setiap kalimat pendiriannya, setiap perilaku tauladannya. Hal ini menjadi cambuk untuk setiap waktunya kita kembali belajar dan ber-introspeksi.

Ketiga, dengan kondisi saat ini (lihat entri: dimana persimpanganku), kembali kutipan ini memberi makna lebih mendalam. Bahwasannya tidak ada permasalahan yang luput dari pantauan-Nya. Tidak segelintir hati pun yang tiada Dia ketahui isi dan gejolaknya. Apapun yang kita fikir dan rasakan, akan selalu mendapat atensi dari-Nya.

Sebagai pungkasan, bagaimana kita mensikapi segala kondisi ini. Bagaimana kita melaksanakan perintah-Nya.
Berat memang, tapi inilah jalan-Nya. Bukankah setiap keberatan dari kita selalu ada nilai disisi-Nya manakala kita mampu melampauinya???

-amru nofhart-

Leave a Reply