Kata orang, kita harus belajar dari pengalaman hidup kita. Termasuk belajar bisnis dari kaca spion yang bermasalah – spion off. Simak aja pembelajaran bisnis ini di tulisan #KamiSharing kali ini.
Sore kemarin, di saat harus buru-buru berperjalanan mendadak gerobak kecil kami rewel. Kedua spion retrack-nya nggak bisa berfungsi. Mesin aman, semua aman. Hanya saja kedua spion tidak bisa terbuka.
Hal pertama yang saya lakukan adalah; menelpon bantuan. Kebetulan ada sahabat bengkel nekat yang sedia setiap saat. Solusinya; terpaksa si gerobak diajak ke bengkel meski tanpa spion. Baru di sana akan diperiksa permasalahan sehingga bisa ditemukan solusinya.
Bismillah, akhirnya saya paksakan diri untuk keluar dari zona aman; nyetir tanpa spion kiri-kanan. Maka perjalanan sekian kilometer itu pun menjadi perjalanan terpanjang rasanya. Terlebih lagi di setiap tikungan dan perlintasan kereta api yang seringkali sesame pengguna jalan berkendara salip kanan-kiri. Membuat saya harus ekstra hati-hati.
Sebuah pengalaman baru bagi saya, yang memberikan banyak pelajaran. Rasanya, dalam hal usaha pun bisa kita ambil catatan dari spion ini.
Bukan Sekadar Melihat Ke Belakang
Banyak yang bilang, bahwa berkendara itu melihat spion cukup sewajarnya saja. Dari sini kemudian banyak yang berpendapat bahwa masa lalu hanya untuk sesekali dikenang, dan tidak untuk menjadi beban. Namun rasanya, setelah kemarin berkendara tanpa pandangan belakang kiri-kanan, menjadikan gamang bahkan untuk bisa dengan yakin melangkah ke depan.
Dari sini saya banyak belajar, bahwa perihal yang telah lampau rupanya sangat besar andilnya dalam membentuk kepercayaan diri kita untuk setiap langkah ke depan.
Seorang pebisnis yang pernah mengalami kegagalan tentu akan berbeda tingkat kewaspadaannya jika dibandingkan dengan yang belum pernah menjalaninya. Meskipun, ada benarnya bahwa pelajaran (dalam hal ini) kegagalan tidak mutlak harus dialami setiap orang yang mau mengambil pelajaran darinya.

Tapi yang baku adalah, baik yang mengalami langsung maupun yang mendapatinya dari diskusi dan tutur, keduanya memiliki kewaspadaan akan hal yang sama.
Meski barangkali dengan tingkat yang berbeda. Maka rasanya bisa kita bersepakat bahwa spion off itu perihal tidak adanya pandangan ke belakang dan aspek kiri-kanan. Tentang masa lalu baik dan buruknya. Dan pelajaran yang menyertainya, baik dari pengalaman keberhasilan maupun kegagalan.
Maka jangan harap ada kewaspadaan jika bahan yang membentuknya saja tidak dapat ditemukan. Maka spion tidak hanya sekadar melihat ke belakang, kiri, dan kanan. Ini adalah perihal mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian.
Rekomendasi Buku untuk Pengusaha di Indonesia: 10 Bacaan Wajib yang Menginspirasi dan Memperkaya Wawasan

Membangun dan mengelola bisnis memerlukan ilmu yang terus berkembang. Untungnya, ada banyak buku yang bisa…
Jangan Tunda Walaupun Mengalami Kendala – Atasi Masalah Keuangan dengan Cara Ini

Bayangkan Anda, seorang pemuda penuh ide, ingin membangun sebuah edupark yang menyenangkan dan edukatif di…
Tidak Sendiri dalam Perjalanan
Barangkali perihal perjalanan berkendara dengan spion-off itu tidak akan jadi masalah jika bisa dipastikan bahwa sepanjang perjalanan itu hanya saya sendiri. Sehingga yang saya butuhkan hanya rute dan pandangan ke depan. Maka spion off atau bahkan tidak ada sama sekali pun tidak jadi soal. Gasspol saja kata anak sekarang.

Permasalahannya adalah, bahwa jarang sekali (jika tidak dikatakan tidak mungkin) kita berkendara dan bisa memastikan tidak ada pengendara lainya yang menyertai. Sudah hampir pasti kita ada penyerta dari belakang, kiri, dan kanan. Yang kesemuanya menuntut untuk kita mengatur perilaku dan etika berkendara. Yang tidak hanya sekadar menjanjikan kenyamanan, namun bahkan harus menjamin keamanan.
Pun dalam bisnis, hampir mustahil kita berjalan sendirian. Mau seinovatif apapun, rasanya tidak ada market yang genuinely closed. Kalaupun iya, kita masih harus mempertimbangkan stakeholders lainnya seperti; pemasok, pembeli, pemerintah, dan lingkungan lainnya.
Maka pandangan atas setiap stakeholders yang ada menjadi penting. Jika kita buta atas hal-hal tadi, maka sudah bisa dipastikan langkah kita akan mengalami kegamangan. Tidak pakem dan cenderung asal jalan. Yang akibatnya bisa fatal baik kepada kendaraan bisnis kita maupun sesama pengendara lainnya.
Baca juga: 8 Pembelajaran Bisnis dari Zapos
Bukan Balapan
Saya yakin di point sebelum ini sembari membaca, Anda menyimpan asumsi; bagaimana dengan pengendara MotoGP? Bukankah kendaraan mereka tidak ada spionnya? Tenang, yang justru jadi pelajaran adalah, bahwa setergesa apapun perjalanan saya kemarin sore, itu bukanlah balapan.
Pengendara lainnya yang saya waspadai memiliki tujuan lokasi yang berbeda. Mereka tidak di belakang, kiri, dan kanan saya untuk mendahului saya sampai di tujuan yang sama. Jadi, kalaupun mereka sampai lebih dahulu di tempat tujuannya, bukan berarti saya kalah karena selisih waktu yang ada.
Begitupun bisnis, adalah sebuah infinite game.
Tiap usaha memiliki journey-nya masing-masing. Dan tidak ada kejayaan selamanya, atau secara kebalikannya; tidak ada keterpurukan selamanya. Dalam bisnis, pemenang hari ini dalam sebuah kompetisi pasar misalnya, tidak akan jumawa mengklaim bahwa itu adalah kemenangan selamanya.

Apalagi jika kita berada di industry yang berbeda. Setiap usaha memiliki perjalanannya masing-masing. Yang terpenting adalah kewaspadaan untuk tetap mengamati dan mempelajari pandangan ke belakang, kiri, dan kanan.
Yang karenanya akan menjadikan mantap untuk melaju ke depan. Merealisasikan setiap perencanaan bisnis dengan eksekusi prima yang tak tergantikan. Selebihnya, perihal keberhasilan dan atau pelajaran adalah sebuah perjalanan. Bukan balapan.
Belajar Bisnis dari Kondisi Spion Off – Ternyata Bisa Ya!
Bahkan, dalam perjalanan berkendara di jalan bebas hambatan sekalipun, kewaspadaan melalui spion yang memberikan pandangan ke belakang, kiri, dan kanan, menjadi kunci keselamatan. Di jalan tol, yang celaka bukan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
Yang hampir pasti mengakibatkan kecelakaan adalah yang berkendara dengan keragu-raguan. Sehingga kegamangannya dalam melaju menjadikan pengendara lain tidak nyaman, dan tidak jarang bisa berakibat kecelakaan vatal.
