Reboan

Berubah dan Bertumbuh: Mengapa Perubahan Tak Lagi Bisa Ditunda

“Kita baru saja ganti sistem tahun lalu, masa harus diubah lagi?”

Kalimat ini mungkin akrab di telinga, seperti yang diungkapkan Pak Tono, pemilik toko bahan bangunan yang merasa jenuh dengan ritme perubahan. Ia merasa setiap tahun selalu ada inovasi baru: mulai dari aplikasi kasir, metode pemasaran, hingga cara anak-anaknya menghitung untung.

Namun, sang anak yang baru lulus kuliah manajemen memberikan perspektif berbeda: “Pak, justru kalau kita diam, pelanggan kita yang akan berubah lebih cepat.”  Ini menunjukkan bahwa perubahan bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk tetap relevan.

Perubahan dalam Bisnis Tak Lagi Sekali Saja, Tapi Terus Menerus

Dalam banyak organisasi, perubahan seringkali dipandang sebagai sebuah kejadian besar, seperti restrukturisasi, pindah kantor, atau merger. Namun, dinamika dunia saat ini menuntut lebih dari itu: perubahan bukan hanya terjadi sekali, melainkan harus terus-menerus terjadi. Konsep ini dikenal sebagai perubahan berkelanjutan (continuous change).

Ini tidak berarti setiap aspek harus dirombak setiap minggu, melainkan organisasi yang sehat harus memiliki kemampuan untuk bereaksi cepat terhadap masukan pasar, beradaptasi dari kesalahan, dan membiasakan eksperimen sebagai bagian dari budaya kerja. Transisi dari perubahan sporadis ke perubahan berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga daya saing di tengah arus disrupsi.

Baca juga: Work Life Balance untuk Pelaku UMKM

Belajar dari Organisasi Pembelajar (Learning Organization)

perubahan dalam bisnis menurut buku the fifth discipline learning organization

Konsep perubahan berkelanjutan sangat erat kaitannya dengan gagasan Peter Senge tentang Learning Organization—organisasi yang mampu belajar lebih cepat dari perubahan di sekitarnya—yang ia kemukakan dalam bukunya The Fifth Discipline. Ada lima prinsip sederhana namun kuat yang menjadi pilar organisasi pembelajar:

Personal Mastery:

Setiap anggota organisasi memiliki keinginan untuk terus berkembang dan menguasai bidangnya.

Mental Models:

Anggota organisasi harus terbuka terhadap sudut pandang baru dan mampu merefleksikan asumsi yang mendasari tindakan mereka.

Shared Vision:

Seluruh elemen organisasi memiliki arah dan tujuan yang sama, menciptakan sinergi dalam setiap langkah.

Team Learning:

Kesalahan tidak disembunyikan, melainkan didiskusikan secara terbuka untuk diambil pelajaran bersama.

Systems Thinking:

Memahami bahwa setiap keputusan memiliki dampak luas dan saling terkait dalam keseluruhan sistem.

Bahkan sebuah warung kecil sekalipun dapat menerapkan prinsip ini. Jika sebuah warung secara rutin belajar dari umpan balik pelanggan dan menyusun strategi stok mingguan, itu berarti warung tersebut sedang membangun learning organization-nya sendiri.

Baca juga: Menata Ulang Bisnis dengan Perubahan Tata Letak

Studi Kasus: BelajarNaik yang Tak Pernah Berhenti Uji Coba

kenapa perubahan dalam bisnis perlu

Sebuah startup edukasi bernama BelajarNaik adalah contoh nyata penerapan prinsip perubahan berkelanjutan dalam operasional hariannya. Setiap minggu, tim mereka mengadakan “retro meeting”—sebuah forum rutin untuk menganalisis apa yang berhasil, apa yang gagal, dan apa yang bisa diuji coba pada minggu berikutnya. Mereka tidak menunggu survei tahunan atau analisis data besar; sebaliknya, mereka mendengarkan pengguna setiap hari dan menyesuaikan produk secara bertahap.

Pendekatan ini membuahkan hasil yang signifikan:

  • Fitur yang mereka tawarkan selalu relevan dengan kebutuhan pengguna.
  • Tim internal terbiasa untuk beradaptasi dengan cepat.
  • Pelanggan merasa didengar dan dihargai.
perubahan dalam bisnis 1

BelajarNaik tidak melakukan perubahan karena panik, melainkan karena perubahan sudah menjadi kebiasaan mereka. Hal ini selaras dengan refleksi Morgan Housel dalam bukunya Same As Ever (2023), yang menyatakan bahwa hal-hal yang paling sering dilupakan dalam perubahan adalah justru hal-hal yang selalu sama: manusia cenderung ingin dihargai, ingin merasa dilibatkan, dan ingin punya kendali.

Dalam konteks BelajarNaik, perubahan yang mereka lakukan bukan sekadar pada fitur atau strategi, tetapi juga menjaga hal-hal yang “tetap sama” dalam proses perubahan tersebut: mereka tetap mendengarkan, tetap menjaga ritme belajar, dan tetap mengutamakan nilai kepercayaan. Housel mengingatkan bahwa di tengah masa depan yang tidak pasti, mengandalkan hal-hal yang paling manusiawi dan konsisten justru memberikan stabilitas di tengah perubahan.

Penting: Strategi Proses dalam Bisnis

UMKM Juga Bisa Berubah Terus, Asal…

Seringkali pelaku usaha kecil mengira bahwa perubahan berkelanjutan hanya milik startup atau korporasi besar. Padahal, UMKM pun bisa memulai langkah-langkah kecil yang berdampak besar:

  • Evaluasi mingguan: Catat produk atau layanan apa yang laku dan tidak laku.
  • Tanya pelanggan secara rutin: Jangan hanya menunggu saat ada komplain, proaktif dalam mencari masukan.
  • Eksperimen kecil: Cobalah kemasan baru, promo yang berbeda, atau adopsi metode pembayaran digital.
  • Dokumentasi pembelajaran: Catat apa yang dipelajari setiap minggu untuk menjadi dasar perbaikan di masa depan.

Perubahan tidak selalu harus mahal. Kuncinya adalah konsistensi dan keterbukaan terhadap umpan balik.

Perubahan Itu Pembelajaran, Bukan Sekadar Penggantian

Diskusi mengenai topik ini dengan mahasiswa dalam kelas Manajemen Perubahan Organisasi menghasilkan refleksi menarik: “Ternyata perubahan itu bukan soal mengganti, tapi soal belajar terus.” Dan refleksi ini sangat benar adanya. Organisasi yang mampu bertahan di era penuh disrupsi bukanlah yang paling kuat, melainkan yang paling cepat belajar.

Perubahan Itu Jalan, Bukan Tujuan

Jika perubahan hanya kita jadikan sebagai proyek sesekali, maka kita akan selalu merasa lelah mengejar hal-hal terbaru. Namun, jika kita menjadikannya sebuah kebiasaan, maka setiap hari akan menjadi ruang untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, mari kita tidak hanya bertanya “apa yang perlu diubah?”, tetapi juga, “apa yang bisa saya pelajari hari ini?” Perubahan bukanlah sebuah tujuan akhir, melainkan sebuah perjalanan pembelajaran yang tak pernah berhenti.

Referensi Akademik

One Response

  1. John Rius Cahaya Agung A Juli 4, 2025

Leave a Reply