Tentang Wanita dalam UMKM: Mengapa Sedikit UMKM Dipimpin Wanita?
Tren rendahnya perempuan dalam memimpin Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seringkali membuat kita bertanya-tanya: apa yang sebenarnya terjadi di belakang layar? Banyak teori populer yang beredar, mulai dari pandangan bahwa perempuan tidak cocok menjadi pemimpin hingga anggapan bahwa mereka lebih suka menjalankan peran di belakang layar.
Namun, apakah benar bahwa kurangnya perempuan di kursi kepemimpinan UMKM sepenuhnya merupakan pilihan mereka sendiri?
Menyingkap Rintangan: Wanita dan Kepemimpinan
Mari kita gali lebih dalam. penulis berpendapat bahwa masalah ini kurang berkaitan dengan kapabilitas perempuan dan lebih kepada bagaimana kita mengartikan kualitas kepemimpinan. Apakah mungkin bahwa sifat-sifat tertentu yang sering dihubungkan dengan kepemimpinan malah menjadi rintangan bagi para wanita?
Menurut penulis, satu hal yang signifikan adalah kesalahpahaman terhadap sifat-sifat kepemimpinan. Percaya diri, yang sering dianggap sebagai karakteristik yang melekat pada pemimpin pria, terkadang disalahartikan sebagai kompetensi.
Dengan kata lain, seseorang yang penuh percaya diri tetapi mungkin kurang kompeten bisa jadi lebih mudah mencapai puncak tangga karir daripada rekan wanitanya yang sebenarnya lebih berkualifikasi.
Namun, Bagaimana Hal Ini Berkaitan dengan UMKM?
Bagi para pelaku UMKM, terutama para wanita yang menjalankan bisnis mereka sendiri, penerimaan keliru terhadap sifat-sifat kepemimpinan dapat menjadi penghalang yang signifikan. Dalam dunia yang semakin kompetitif ini, penting untuk menyadari bahwa kepemimpinan tidak selalu identik dengan arogansi atau kepercayaan diri yang berlebihan.
Jika kita menghubungkan ini dengan konteks UMKM, penting untuk memahami bahwa kepemimpinan tidak selalu harus bersifat dominan atau ekstrovert. Sebagai pemilik UMKM, keberhasilan seringkali ditentukan oleh kemampuan untuk bersikap inklusif, mendengarkan, dan berkolaborasi. Mungkin saatnya kita mengubah pandangan kita tentang sifat-sifat kepemimpinan yang efektif dalam ranah UMKM.
Jadi, apa langkah-langkah yang bisa diambil, terutama oleh para wanita dalam UMKM Indonesia, untuk mengatasi rintangan ini?
Langkah-Langkah Mengatasi Rintangan Terkait Wanita dalam UMKM
Pertama-tama, adalah penting untuk mengakui dan merayakan keunikan dan kelebihan yang dimiliki oleh para pemimpin perempuan. Kreativitas, empati, dan kemampuan berkolaborasi adalah aset berharga yang sering dimiliki oleh para wanita dalam dunia bisnis.
1. Penciptaan Budaya Kepemimpinan Inklusif
Untuk para pemilik UMKM, langkah pertama adalah menciptakan budaya kepemimpinan yang inklusif. Ini melibatkan penghargaan terhadap perbedaan dan penerimaan terhadap berbagai gaya kepemimpinan. Dalam lingkungan yang mendukung, perempuan akan merasa lebih nyaman untuk mengembangkan potensi kepemimpinan mereka.
2. Pemberdayaan Melalui Pelatihan dan Pengembangan
Penting untuk memberdayakan para pelaku UMKM, terutama perempuan, melalui pelatihan dan pengembangan kepemimpinan. Program pelatihan yang fokus pada pengembangan keterampilan manajerial, komunikasi efektif, dan pengelolaan tim dapat membantu meratakan lapangan bermain.
3. Mendorong Gaya Kepemimpinan yang Berbeda
Menyadari bahwa kepemimpinan tidak memiliki satu ukuran yang pas untuk semua, pelaku UMKM dapat mendorong pengakuan dan penerimaan terhadap gaya kepemimpinan yang berbeda. Perempuan sering membawa pendekatan yang lebih kolaboratif dan mendengarkan, yang bisa menjadi keunggulan dalam mengelola tim dan menghadapi tantangan bisnis.
3. Penetapan Kriteria Kepemimpinan yang Holistik
Dalam proses rekrutmen atau promosi manajerial, kriteria kepemimpinan harus diperluas. Selain aspek-aspek seperti adaptabilitas dan kreativitas, penilaian juga seharusnya mencakup kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat dan memotivasi tim. Ini membantu menciptakan landasan yang lebih menyeluruh untuk mengevaluasi potensi kepemimpinan.
4. Jaringan dan Dukungan Komunitas
Membangun jaringan dan mendapatkan dukungan dari komunitas bisnis dapat menjadi langkah penting. Melalui mentorship dan kolaborasi, perempuan dalam UMKM dapat mendapatkan pandangan berharga dan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dan meraih sukses.
Menutup Aurat Sejak Dini
Banyak yang beranggapan bahwa menutup aurat (terutama bagi muslimah) harus didahului dengan tertutupnya aurat hati. Padahal seharusnya keduanya bisa berjalan paralel tanpa urutan waktu.Faktanya, menutup aurat sebagaimana cara berpakaian lainnya, tidak bisa lepas dari pembiasaan. Orang yang biasa pake topi misalnya, bisa jadi hilang pede pada saat topinya hilang. Sedangkan bagi yang tidak terbiasa seperti…
Beda Prinsip
Memaknai hal perbedaan memang selalu memberikan sensasi berbeda di tiap kasusnya. Beda postur tubuh, beda warna kulit, beda bahasa, beda suku, beda sudut pandang, dan masih banyak lagi perbedaan lainnya.Sejenak saya ingat satu scene di serial Avatar, ada pesan yang coba disampaikan disana bahwa kita semua sesungguhnya satu asal, namun tersebar ke seluruh penjuru dunia…
5. Kampanye Kesadaran dan Pendidikan
Penting untuk menyadarkan seluruh komunitas bisnis akan manfaat keberagaman dalam kepemimpinan. Kampanye kesadaran dan pendidikan dapat membantu mengubah persepsi tentang sifat-sifat kepemimpinan dan menumbuhkan apresiasi terhadap peran unik yang dimainkan oleh perempuan dalam dunia UMKM.
6. Inisiatif Kebijakan yang Mendukung
Pemerintah dan organisasi bisnis dapat berkontribusi melalui inisiatif kebijakan yang mendukung kehadiran perempuan dalam kepemimpinan. Ini termasuk program dukungan keuangan, insentif untuk pelibatan perempuan dalam pelatihan bisnis, dan langkah-langkah lain yang menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan peran perempuan di UMKM.
Mari Perkaya Lanskap Bisnis dengan Berbagai Perspektif
Melalui kombinasi dari solusi-solusi ini, diharapkan bahwa UMKM dapat menjadi lebih inklusif, menciptakan kesempatan yang setara bagi perempuan dalam posisi kepemimpinan. Selain itu diharapkan wanita dalam UMKM dapat memperkaya lanskap bisnis dengan berbagai perspektif yang berharga. Kunci utamanya adalah berfokus pada kemampuan, potensi, dan kontribusi yang unik yang dibawa oleh setiap pemimpin, tanpa memandang jenis kelamin.