Artikel kali ini membahas tentang salah satu masalah terbesar pelaku UMKM, yaitu malas tapi ingin sukses. Bahasnya gimana? Bahasannya melalui kutipan inspiratif untuk UMKM yang nanti dijelaskan lebih detail seperti apa untuk pelaku UMKM Indonesia.
***
“Mas, kalo malas tapi pengen sukses gimana tips-nya ya?
“Eh, gimana-gimana? Bisa tolong diulang pertanyaannya?
Memang terkadang #Rekantumbuh itu macam-macam warnanya. Ada yang buram, ada juga yang bluwek. Kalo nanya nggak pake saringan. Tapi baiklah, karena setiap pertanyaan akan menemukan jawabannya sendiri.
Menciptakan Perubahan Positif dalam UMKM
Dalam dunia UMKM, seringkali para pelaku bisnis dihadapkan pada tantangan unik, termasuk kecenderungan untuk terjebak dalam kebiasaan yang kurang produktif. Bahkan tidak jarang inilah jebakan pertama bagi pelaku wirausaha.
Di awal mereka memulai untuk tujuan kebebasan dan flesibilitas waktu kerja. Tapi justru jika itu dijadikan patokan awal, maka kinerja yang akan dikorbankan. Merasa tidak ada yang menyuruh membuat pelaku usaha merasa bebas dari tuntutan. Padahal sejatinya di situlah ujiannya, target apa yang ingin dicapai maka itu harus diwujudkan sendiri secara mandiri.
Artikel ini akan mengaitkan kutipan inspiratif dengan konteks UMKM, menyoroti bagaimana pemahaman kutipan-kutipan tersebut dapat membantu mengatasi kebiasaan yang cenderung malas dan menciptakan perubahan positif dalam pengelolaan usaha.
Kutipan Inspiratif untuk UMKM dan Kaitannya dengan UMKM
“Harga dari kebesaran adalah tanggung jawab” – Winston Churchill:
Ketidakmampuan untuk menghadapi tanggung jawab sering kali menjadi salah satu kebiasaan yang menghambat kemajuan di kalangan pelaku UMKM. Kutipan ini mengajarkan bahwa keberhasilan dalam bisnis memerlukan sikap bertanggung jawab.
Sebagai contoh, seorang pelaku UMKM yang mengelola bisnisnya dengan penuh tanggung jawab cenderung lebih efektif dalam mengatasi tantangan sehari-hari dan menjalankan usahanya secara etis.
Saya pernah berpanjang-lebar menceritakan bagaimana saya menganggap bahwa keputusan saya berwirausaha setelah sebelumnya di dunia professional saya yakini sebagai tiket satu arah.
Baca juga: N untuk Nyali dalam Berwirausaha
Bahwa tidak ada jalan kembali menuju jalur profesi sebelumnya. Di situ saya bermaksud menekankan kepada diri sendiri bahwa ada tanggung jawab besar dalam sebuah keputusan saya untuk menempuh jalur berwirausaha.
“Comfort zone adalah tempat yang indah, tetapi tidak ada yang pernah tumbuh di sana” – Tidak Diketahui
Kebiasaan untuk tetap berada dalam zona nyaman seringkali dapat menghambat inovasi dan pertumbuhan dalam bisnis. Pelaku UMKM perlu memahami bahwa untuk mencapai kesuksesan, mereka harus berani keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru. Langkah-langkah yang diambil di luar batas kenyamanan bisa menjadi kunci untuk membuka peluang baru dan meningkatkan kinerja usaha.
Sebagai contoh yang barangkali mudah dipahami adalah kenyataan bahwa seringkali, kalau tidak mau dibilang selalu, kenyamanan berbanding terbalik dengan keamanan. Semakin nyaman sebuah kondisi biasanya semakin tidak nyaman bagi subyeknya.
Contohnya dalam sebuah perangkat pintar yang sekarang ini seolah menjadi benda wajib harian kita: handphone. Semakin rumit sistem keamanan dalam handphone biasanya semakin tidak memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Begitu juga sebaliknya.
Dari contoh ini kita bisa belajar juga, bahwa zona nyaman sejatinya adalah zona yang tidak aman.
Sabar-Syukur: 2 Sisi Mata Uang untuk Hidup
“Jadi, mau ngobrolin apa kita malam ini?” Sebuah pertanyaan pembuka diskusi dengan seorang mentor kali ini. Beberapa bulan ini memang…
Mendengarkan Bisikan Semesta: Membangun Bisnis yang Berkelanjutan dengan “Bahasa Dunia”
Paulo Coelho, dalam novel klasiknya “Sang Alkemis”, memperkenalkan kita pada konsep menarik yang disebut “Bahasa Dunia”. Ini adalah kemampuan untuk…
“Setengah dari masalah dalam hidup ini dapat ditelusuri pada mengatakan ya terlalu cepat dan tidak mengatakan tidak cukup cepat” – Josh Billings
Dalam konteks UMKM, kecenderungan untuk tidak efektif dalam mengelola waktu dan mengambil keputusan dapat merugikan. Kutipan ini mengajarkan pentingnya pengambilan keputusan yang bijaksana.
Sebagai contoh, seorang pelaku UMKM yang mampu mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak mendukung pertumbuhan bisnisnya dan mengatakan ya pada peluang yang bernilai dapat menghindari masalah yang tidak perlu.
Saya seringkali ditanya; apa bedanya antara palugada dengan konglomerasi? Sebenarnya singkatnya sering saya jawab secara sarkas bahwa pertanyaan ini cenderung tidak tahu diri. Karena sudah pasti levelnya berbeda.
Palugada atau bisa disebut serabutan biasanya adalah bentuk aktivitas dari pengusaha pemula yang bahkan belum bisa menemukan winning sector tempat dimana dia mendapatkan hasil yang memuaskan. Sedangkan konglomerasi adalah strategi pengembangan usaha oleh pengusaha yang terlebih dahulu sudah eksis di lini bisnis tertentu.
“Anda adalah rata-rata dari lima orang yang paling sering Anda temui” – Jim Rohn
Hubungan dalam lingkungan bisnis sangat memengaruhi kesuksesan UMKM. Jika seorang pelaku UMKM sering berinteraksi dengan individu yang kurang termotivasi atau kurang inovatif, hal ini dapat mempengaruhi motivasi dan pandangan mereka terhadap bisnis. Membangun jaringan dengan individu yang berpikiran positif dan berorientasi pada pertumbuhan dapat memberikan dampak positif pada perjalanan bisnis.
Dalam nyanyian Jawa yang saya seringkali diperdengarkan sedari masa kecil, salah satu kunci sukses adalah kumpul dengan orang-orang shalih. Keshalihan sudah pasti adalah sebuah ukuran kesuksesan, baik itu keshalihan pribadi maupun secara sosial.
Maka tepatlah bahwa salah satu kunci pembuka rejeki adalah jalinan silaturahmi. Sebuah makna mendalam tentang aktivitas berjejaring jika dibawa ke dalam konteks wirausaha.
“Perfectionism adalah penyakit. Procrastination adalah penyakit. TINDAKAN adalah obatnya” – Richie Norton
Ketidakmampuan untuk mengambil tindakan seringkali menjadi kebiasaan yang menghambat kemajuan di kalangan pelaku UMKM. Kutipan ini mengajarkan bahwa langkah-langkah kecil yang diambil dengan konsistensi dapat menghasilkan perubahan besar.
Sebagai contoh, seorang pelaku UMKM yang terlalu fokus pada kesempurnaan atau terlalu menunda-nunda perlu menginternalisasi bahwa tindakan nyata adalah kunci untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Benarlah kata-kata dalam senandung CJR; tak perlu menjadi hebat untuk berani memulai, hanya perlu memulai untuk kita menjadi hebat.
Kesimpulan:
Melalui penerapan pelajaran yang terkandung dalam kutipan-kutipan ini, pelaku UMKM dapat menciptakan perubahan positif dalam cara mereka mengelola bisnis dan mengatasi kecenderungan yang kurang produktif.
Mengadopsi sikap bertanggung jawab, keluar dari zona nyaman, membuat keputusan bijaksana, membangun jaringan yang positif, dan mengambil tindakan nyata adalah langkah-langkah menuju kesuksesan dalam dunia UMKM.
Ingin Memulai Usaha?
Tapi masih bingung mulainya gimana dan apa saja yang diperlukan? Ngobrol bareng MasTan aja yuk. Gratis kok….